Fenomena tingginya biaya operasional lembaga-lembaga dakwah di Indonesia pada hari ini merupakan sebuah tantangan yang cukup besar dan berat yang dihadapi oleh para praktisi dakwah dan pendidikan. Tantangan tersebut semakin diperberat oleh meningkatnya biaya hidup harian masyarakat indonesia yang dipicu oleh peningkatan harga kebutuhan pokok yang pada akhirnya berefek kepada menurunnya kemampuan para muhsinin (donatur) untuk mengulurkan tangan mereka untuk membantu lembaga-lembaga tersebutSangat disayangkan apabila ada da’i-da’i yang harus merintih pilu dikarenakan kesulitan menafkahi kebutuhan harian keluarganya atau harus menangis sedih karena tidak mampu membayar biaya pendidikan anak-anaknya.

Sangat disayangkan apabila lembaga dakwah atau pun pendidikan harus ditutup secara permanen dikarenakan ketidakmampuannya untuk menutupi biaya operasional harian. Tentunya yang diharapkan adalah seluruh lembaga dakwah atau pun seluruh da’i dan seluruh pejuang pendidikan tetap bisa berkontribusi secara maksimal untuk kemajuan dakwah Islam.

Oleh karena itu, sudah seyogyanya kaum muslimin para pemerhati Islam bersatu padu pada memikirkan solusi konkret untuk menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut. Salah satu solusi konkret untuk mengatasi masalah tersebut adalah apa yang saat ini sedang dirancang dan dikolaborasikan oleh 5 lembaga dakwah dan pendidikan yang ada di Indonesia yaitu : Yayasan Mimbar Al Tauhid, Pusat Studi Attibyan, Yayasan Menusa, dan Pusat Kajian Akidah Ihkam. Sebuah kolaborasi yang melahirkan sebuah gagasan untuk mendirikan usaha produktif yang berorientasi menjadi penopang seluruh biaya operasional kelima lembaga tersebut. Kolaborasi – yang dengan izin Allah ta’ala- telah melahirkan sebuah lembaga wakaf yang akan menjadi penggerak dan pengelola usaha produktif yang telah disebutkan di atas.